Sabtu, 27 Desember 2008

Teknologi Photo-Bleaching pada Pulp. Mungkinkah?

Bleaching merupakan suatu rangkaian proses akhir yang sangat penting dalam produksi sebuah pulp. Secara definisi, bleaching adalah memindahkan/menghilangkan warna dari residu lignin dari kimia pulp untuk meningkatkan brightness, mempertahankan kestabilan brightness, kebersihan, dan sifat-sifat lain yang tidak diinginkan, dengan syarat bisa mempertahankan kekuatan selulosa dan daerah karbohidrat dalam pulp dari serat yang tidak diputihkan.

Bahan kimia pemutih adalah agen pengoksidasi yang dapat memecah molekul lignin dan memutus ikatan lignin-karbohidrat. Selama ini bahan-bahan pemutih yang banyak digunakan dalam industri pulp diantaranya klorin (Cl2), klorin dioksida (ClO2), Oksigen (O2), Hidrogen Peroksida (H2O2), natrium hipoklorit (NaOCl), asam hipokolit (HOCl), natrium hidroksida (NaOH), dan ozon (O3).

Photo-bleaching merupakan suatu proses pemutihan (bleaching) dengan menambahkan agen pemutih titanium dioksida (TiO2) kedalam benda yang diputihkan. Titanium dioksida mempunyai sifat fluoresensi yang dapat menyerap cahaya ditempat yang terang dan memancarkan cahaya yang telah diserap ketika berada ditempat yang gelap.

Aplikasi teknologi photo-bleaching telah banyak diterapkan untuk mengetahui kebocoran dalam sebuah pipa yang panjang dan berukuran kecil. Photo-bleaching memungkinkan kita untuk mengetahui kebocoran pipa yang berada dalam tanah dan sangat panjang. Dengan teknologi photo-bleaching ini, kebocoran pipa di dasar laut dapat diketahui tanpa harus menyelam kedasar laut.

Pada prinsipnya, teknologi photo-bleaching diatas dilakukan dengan menyelipkan titanium dioksida pada lapisan bagian dalam sebelum pemasangan pipa. Ketika terjadi kebocorang pipa maka dengan mudah dapat diketahui. Cukup dengan menyinari dengan cahaya dengan intensitas tertentu maka kebocoran pipa diketahui.

Aplikasi lain yang banyak diterapkan adalah pada cat bangunan. Untuk bangunan yang bertingkat-tingkat (misalnya 100 tingkat atau lebih), jika cat bangunan telah memudar, tentu akan susah untuk mengecat ulang bangunan tersebut, membutuhkan biaya dan resiko yang besar bagi pekerja yang mengecat bangunan tersebut karena berada pada ketinggian melebihi batas normal. Belum lagi setiap tahun bangunan harus dicat ulang karena memudar. Dengan teknologi photo-bleaching, kesukaran itu dapat dihindari. Titanium dioksida ditambahkan dalam campuran kimia cat, menjadikan cat bersifat fluoresens. Cat bangunan yang telah memudar yang telah ditambahkan titanium dioksida ini akan menjadi putih kembali dengan bantuan sinar matahari. Sehingga, bangunan cukup dicat sekali saja, selanjutnya akan putih kembali jika memudar dengan adanya sinar matahari. Jadi, meskipun pada awalnya harus mengeluarkan biaya yang besar, tetapi untuk selanjutnya kita tidak perlu mengecat ulang lagi.

Lalu mungkinkah teknologi photo-bleaching ini diterapkan pada pulp atau malah kertas? Diakui teknologi photo-bleaching membutuhkan biaya yang mahal pada mulanya. Titanium dioksida memang mahal. Akan tetapi jika kita runut dari awal sampai akhir mungkin kita akan berpikir mengapa tidak dimanfaatkan teknologi ini. Disamping itu, titanium dioksida merupakan agen pemutih yang akan memberikan efek kecerahan (brightness) yang lebih tinggi dibandingkan dengan agen pemutih lainnya. Sehingga akan menghasilkan produk pulp yang mempunyai brightness yang tinggi dan tentu saja akan menaikkan grade dari pulp itu sendiri.

Secara umum, keuntungan yang didapatkan dengan teknologi photo-bleaching ini adalah memberikan brightness dan index refraksi serta opacity yang tinggi. Pulp-pulp yang menumpuk digudang tidak lagi mebuat kita khawatir jika menguning, sehingga terpaksa didaur ulang lagi. Teknologi photo-bleaching memungkinkan pulp yang telah menguning dapat putih kembali dengan menjemurnya pada sinar matahari langsung. Sehingga mengurangi biaya daur ulang.

Seperti kita ketahui bersama, karaktristik bahan kimia pemutih adalah mempunyai berat yang ekuivalen (setara), efisien, bersifat reaktif dan selektif, mempunyai kemampuan partikel pemutih, serta tidak merusak lingkungan. Bagaimana dengan titanium dioksida?

Penulis mengakui perlu penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang teknologi photo-bleaching ini, seperti efek terhadap lingkungan dan sebagainya. Kedepan, sepatutnya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai teknologi photo-bleaching ini.

Catatan : Pulp merupakan kumpulan serat/selulosa sebagai bahan baku pembuatan lembaran kertas.

(dikutip dari: Yoky Edy Saputra, http://www.chem-is-try.org/?sect=fokus&ext=58)

Tidak ada komentar: