Jumat, 12 Desember 2008

Semak Gurun sebagai sumber karet alternatif

Peneliti di Canada telah menemukan sebuah sumber alternatif komersial untuk karet berkualitas tinggi.

Karet alami, yang digunakan dalam produksi lebih dari 40.000 produk komersial, dihasilkan dari berbagai spesies tanaman karet berbeda. Akan tetapi, kurangnya kanekaragaman genetika telah menjadikan tanaman karet rentan terhadap serangan penyakit. Dengan demikian, pengembangan sebuah alternatif untuk material ini akan sangat bermanfaat, kata para peneliti ini.

John Vederas dan Andrew Scholte dari University of Alberta, melirik proses pembuatan karet biosintetik, dengan membandingkan sumber yang paling umum digunakan, yakni pohon karet Brasil (Hevea brasiliensis), dengan sebuah alternatif, yaitu semak gurun (Parthenium argentatum). Mereka membuat analog-analog isopentenil difosfat berlabel-deuterium, sebuah bahan baku dalam sintesis karet, dan mengonversinya menjadi karet menggunakan enzim-enzim transferase karet yang diambil dari masing-masing tanaman.

Vederas dan Scholte menganalisis stereokimia produk atau tatanan 3D dengan NMR deuterium. Mereka menemukan bahwa stereokimia transferase karet dari semak gurun bisa menjadi sebuah sumber karet komersial.

Rincian tentang tatanan 3D zat-zat dalam sisi-sisi aktif transferase karet memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses biosintesis penting ini, kata Vederas.

Disadur dari: http://www.rsc.org/chemistryworld/

(dikutip dari: Soetrisno, http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=229)

Tidak ada komentar: