Sabtu, 29 November 2008

Pendeteksian fluoride dengan mata telanjang

Sebuah sensor efektif untuk pendeteksian fluoride dalam air dengan penglihatan telah dikembangkan oleh kimiawan di Cina.

Chun-ying Duan, Zhi-ping Bai dan rekan-rekannya di State Key Laboratory of Coordination Chemistry, Nanjing, telah membuat sebuah senyawa ruthenium yang berubah warna dari orange menjadi biru-ungu ketika terikat dengan sebuah anion fluoride.

Sistem ini mengandung sebuah segmen bipyridin ruthenium fotoaktif yang meningkatkan pengikatan ke anion fluoride melalui interaksi elektrostatis. Ini menimbulkan perubahan warna dramatis yang bisa diamati dengan mata telanjang.

Sekarang ini telah banyak sistem komersial untuk pendeteksian fluoride yang sederhana dan murah. Fluoride telah memiliki peranan dalam mencegah kerusakan gigi dan sekarang ini sedang diteliti sebagai sebuah pengobatan untuk osteoporosis. Akan tetapi, keterpaparan berlebihan juga bisa menyebabkan fluorosis, salah satu jenis toksisitas fluoride yang bisa mengarah pada berlubangnya email gigi dan perubahan warna. Sampai sekarang ini, belum ada senyawa yang memberikan output yang dapat diukur ketika terikat dengan anion fluoride.

Sensor yang ditemukan ini bisa dibuat sebagai sebuah kertas-uji, mirip dengan kertas pH, dan tidak diperlukan instrumentasi spektroskopi. Sensor ini sangat selektif dan bisa mendeteksi fluoride dalam larutan berair pada batas terendah sekitar 10 ppm.

Duan dan Bai berharap agar sensor yang murah dan baru serta efektif ini benar-benar bermanfaat dalam membantu mencegah fluorosis di daerah-daerah terbelakang.

(dikutip dari: Soetrisno, http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=224)

Tidak ada komentar: