Jumat, 07 November 2008

Bentengi Dengan Serat

Dennis Burkitt percaya serat pangan nabati melindungi pencernaan dari risiko kanker. Teori ahli bedah asal Inggris itu bukan tanpa dasar. Uganda, negara tempat Burkitt mengabdi selama puluhan tahun, kaya aneka sayuran dan buah-buahan. Pola makan penduduk lokal yang kaya serat diyakini mempengaruhi kecilnya angka penderita kanker usus besar di negeri itu.

Uji klinis yang dilakukan peneliti Harvard Medical School 37 tahun kemudian memang tak menemukan hubungan asupan serat tinggi dengan risiko munculnya kanker usus besar. Meski begitu, tak dapat dipungkiri teori Burkitt mengawali berbagai riset serat pangan di dunia. The fiber man-begitu ia dijuluki-berhasil mengubah pola makan tidak sehat sebagian besar penduduk negara barat. Menu kaya daging digantikan pola makan seimbang dengan mengasup pangan nabati. Sereal, sayuran, dan buah-buahan wajib hadir dalam setiap menu makanan.

Serat mampu membentengi tubuh dari berbagai penyakit degeneratif. Di antaranya: diabetes mellitus, jantung koroner, divertikulosis, hiperkolesterol, asam urat, serta berbagai penyakit akibat obesitas dan kardiovaskular. ‘Diet tinggi serat banyak disarankan pada penderita obesitas,’ kata dr Imelda Margaritha yang berpraktek di Jakarta Utara. Itu karena serat yang tinggal dalam pencernaan menimbulkan rasa kenyang dan berkalori rendah.

Nongizi

Tak bernilai gizi bukan berarti serat pangan tak bermanfaat bagi tubuh. Serat yang terkandung dalam sayur dan buah-buahan dapat meringankan kerja pencernaan dan mengoptimalkan penyerapan nutrisi. Hippocrates, pengobat Yunani pada abad ke- 5 SM, menyebutkan roti dari gandum yang belum digiling berfaedah bagi kesehatan.

Itu dibuktikan berabad-abad kemudian oleh riset yang dilakukan Jacobs Jr dan kawan-kawan. Peneliti dari Departemen Nutrisi, Institute of Basic Medical Sciences, University of Oslo, Norwegia, itu membuktikan serat larut yang dikandung whole grain-gandum yang digiling beserta kulit arinya-dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit non-kardiovaskular, non-kanker, dan peradangan pada wanita.

Menurut Djousse L dan Gaziano JM dari Brigham and Women’s Hospital dan Harvard Medical School, kebiasaan sarapan bekatul gandum menurunkan risiko gagal jantung. Konsentrat ß-glucans yang terkandung dalam oat-sereal kaya serat larut terfermentasi-menurunkan serum kolesterol pada penderita hiperkolesterol. Begitu hasil kesimpulan Katie M Queenan, periset dari Departemen Ilmu Pangan dan Gizi, University of Minnesota di Amerika Serikat.

Dalam uji klinis itu 75 pria dan wanita penderita kolesterol tinggi dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama diberi konsentrat ß-glucans sebanyak 6 gram per hari selama 6 minggu, sisanya sebagai kontrol.

Hasilnya menggembirakan. Kadar total kolesterol dan LDL kolesterol turun signifikan pada kelompok pertama. LDL adalah kolesterol jahat dalam tubuh yang dapat menyumbat pembuluh darah penyebab penyakit jantung. Mekanisme turunnya kadar LDL kolesterol lantaran serat terfermentasi ß-glucans meningkatkan konsentrasi asam lemak rantai pendek (SFCA) dalam usus besar. Kenaikan kadar SFCA ini berimbas pada turunnya kadar LDL kolesterol dalam darah.

Instan

Survei Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan pada 2001 menyebutkan rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia 10,5 g per kapita per hari. Angka itu tak sampai setengah dari kebutuhan tubuh. Padahal, untuk dapat mencerna makanan dengan sempurna, tubuh membutuhkan sekitar 25 -32 g serat per hari. Namun, bukan perkara mudah memenuhi angka kecukupan serat itu. Untuk mendapat manfaat serat optimal, setara 10 buah apel per hari harus diasup. Tentu tak semua orang sanggup memenuhinya.

Sebagai alternatif, banyak pilihan suplemen serat instan di pasaran. Rata-rata mengandung sekitar 8-16 g serat per sajian. Di antara produk serat instan itu berasal dari ekstrak serelia, agar-agar, plantago ovata, dan chicory. Dua yang terakhir disebut mengandung banyak serat yang moncer mengatasi berbagai penyakit. Plantago ovata misalnya. Tanaman asal India itu kaya serat mucilage-hidrokoloid pengikat steroid-yang ampuh melawan sembelit. Ekstraknya digunakan dalam terapi menurunkan gejala kelainan gastrointestinal pada penderita Parkinson.

Ekstrak chicory kaya polisakarida pektin. Kandungan serat tanaman asal Eropa itu meningkatkan absorpsi kalsium pada tulang wanita menopause. Penelitian Kim Yun Young dari Department of Medical Nutrition, Graduate School of East-West Medical Science, Kyung Hee University, Korea Selatan, menunjukkan kadar serum alkalin fosfat wanita yang mengkonsumsi selama 3 bulan, turun signifikan dibanding kontrol. Efeknya, penyerapan kalsium oleh tulang meningkat.

Produk olahan agar-agar kaya kandungan serat larut. Susunan kimianya berupa rantai polisakarida panjang yang memiliki kandungan serat 84%. Pun, kadar karbohidratnya rendah. Artinya, agar-agar baik dikonsumsi untuk diet obesitas karena dapat menimbulkan efek kenyang lebih lama. Penyakit divertikulosis dapat dicegah karena tekanan pada dinding saluran pencernaan berkurang.

Namun, jangan sembarangan mengkonsumsi serat instan. ‘Kelebihan serat dapat mengganggu penyerapan mineral,’ ujar Imelda. Itu karena serat mengikat beberapa jenis mineral seperti kalsium, magnesium, seng, dan besi. Padahal, mineral sangat dibutuhkan untuk kelangsungan proses metabolisme. Oleh karena itu, pastikan tubuh benar-benar membutuhkan suplemen serat instan sebelum mengkonsumsinya.

(dikutip dari: http://nabawiherbal.wordpress.com/resep-sehat/)

Tidak ada komentar: