Kamis, 09 Oktober 2008

Rempah Kurangi Resiko Gula Darah Tinggi

Pengidap diabetes mungkin ingin mulai menambahkan bumbu masak pada makanannya, bila penemuan baru pada penelitian laboratorium ini terbukti pada manusia.

Dalam tabung percobaan laboratorium, para peneliti di University of Georgia, Athena, menemukan bahwa ekstrak beragam herbal dan rempah-rempah – seperti kayu manis, cengkeh, sage, dan rosemary– dapat menghambat proses perusakan yang di-sebabkan oleh tingginya kadar gula darah.

Ketika kadar gula darah tinggi, seperti yang diidap penderita diabetes secara kronis, dapat mendorong pembentukan susunan zat yang dikenal sebagai komponen AGE. Komponen ini, pada gilirannya, menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan otot, yang dapat mengakibatkan penyumbatan arteri dan penyakit jantung, umumnya berkaitan dengan diabetes.

Namun, paling tidak di laboratorium, sejumlah daun penyedap dan rempah-rempah nampaknya dapat membendung proses kimia yang membentuk komponen AGE tersebut, menurut penemuan baru yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Food.

Apakah proses tersebut dapat terjadi di dalam tubuh manusia, belum diketahui dengan pasti. Dan bahkan walaupun hal tersebut benar, sajian makanan yang berbumbu tidak akan dapat menggantikan kontrol gula darah baik bagi pengidap diabetes, kata Dr. James L. Hargrove, seorang associate professor of foods and nutrition di the University of Georgia dan seorang peneliti utama.

Tetapi dia mengatakan kepada Reuters Health, “Ada alasan untuk menaruh harapan pada penelitian yang akan dikerjakan dalam beberapa tahun mendatang.”

Sementara itu, tidak akan membahayakan siapa pun dengan menambahkan daun penyedap dan rempah-rempah pada makanan mereka, catat Hargrove.

Manfaat anti–AGE dari daun penyedap dan rempah-rempah nampaknya diperoleh dari antioksidan tanaman yang disebut phenol, yang tersedia dalam konsentrasi tinggi pada produk penelitian Hargrove dan rekan-rekan studinya–semua bahan yang memiliki tingkat kekeringan yang beragam dibeli oleh para peneliti dari supermarket lokal.

Ketika mereka menguji kandungan phenol pada masing-masing rempah, kayu manis, cengkeh dan allspice Jamaika berada di peringkat paling atas; rempah-rempah itu juga menunjukkan potensi terbesar dalam membendung konfigurasi komponen AGE. Herba paling potensial adalah sage, marjoram (tanaman yang mengandung zat permen), tarragon, and rosemary.

Herbal dan rempah-rempah, kata Hargrove, adalah sumber antioksidan yang paling tinggi dalam makanan. Dia mencatat bahwa kayu manis, misalnya, mempunyai 50 hingga 100 kali “daya antioksidan” per unit berat ketimbang buah-buah berry segar (seperti raspberry, blackberry, strawberry dan lain sebagainya).

Menurut Hargrove, hal yang paling “menarik” dalam penelitian daun penyedap dan rempah-rempah adalah komponen dari tanaman tersebut yang tidak hanya menyediakan antioksidan bagi diri mereka sendiri tetapi juga bekerja pada sel tubuh kita untuk mengatur pertahanan antioksidan tubuh kita. Sumber: Journal of Medicinal Food, Juni 2008 (rtr/tnm/feb)
(Erabaru.or. id)

Tidak ada komentar: