Sabtu, 31 Januari 2009

Karet anti rusak

Profesor kimia Ludwik Leibler dan koleganya di the Paris-based Industrial Physics & Chemistry Higher Educational Institution telah berhasil membuat jaringan supramolekul berbasis mikromolekul yang memiliki sifat-sifat seperti karet yang dapat memperbaiki diri sendiri pada suhu kamar. Elastisitas dari karet biasanya merupakan kontribusi dari molekul makronya, karena jika mikro molekul yang menyusun suatu jaringan maka akan timbul sifat kristal yang tidak elastis. Dan meski beberapa material yang bisa memperbaiki diri sendiri telah dibuat sebelumnya, namun biasanya memerlukan panas untuk memperbaiki kerusakannya seperti pecahan atau sobekan.

Molekul-molekul kecil baru, yang terbuat dari asam lemak dengan kombinasi dari satu, dua atau tiga gugus amida yang berbeda, saling berikatan hidrogen satu dengan yang lainnya membentuk jaringan supramolekul. Molekul-molekul kecil yang menyusun sebuah jaringan dan mengalami cross-linking yang reversible dapat bersifat seperti karet. Leibler berkata, "Kemampuan menyambung diri ini terjadi karena keberadaan ikatan hidrogen yang banyak, tahan lama dan terbuka pada permukaan patahan". Patahan dari karet ini perlu dihubungkan satu dengan yang lainnya dulu supaya dapat menyambung utuh kembali.

Lieber berkata material baru ini tidak bersifat sebagai perekat, karena hanya bagian yang patah atau putus saja yang bisa menyambung kembali. Permukaan patahan masih dapat saling menyambung utuh kembali jika direkatkan dalam jangka waktu kurang dari satu minggu pada suhu kamar.

Dari sudut pandang ilmu kimia, menggunakan turunan asam lemak untuk menyusun material multifungsi dan gugus fungsional baru yang mampu dihubungkan dengan ikatan hidrogen telah membuka jalan lebar bagi pengembangan ilmu material, kata Leiber.

Gambar senyawa penyusun dari jaringan supramolekul dengan kemampuan memperbaiki diri yang tersusun dari molekul asam lemak yang mengandung kombinasi dari 3 amides-amidoethyl imidazolidone (kiri atas), di(amidoethyl) urea (kanan atas), and diamidotetraethyl triurea.

Kimiawan polimer Krzysztof Matyjaszewski dari Carnegie Mellon University memberikan pujian kepada para peneliti karena menggunakan bahan baku yang terbarukan dan sederhana yaitu minyak nabati sebagai sumber dari asam lemak. Dia berkata, selama ini material yang dapat memperbaiki diri sangat tergantung dari senyawa kimia dan proses pembuatan yang kompleks.

Disadur dari: http://pubs.acs.org/cen/news/86/i08/8608notw7.html

(dikutip dari: Chandra Wahyu Purnomo, UGM, http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=246)

Tidak ada komentar: